Mengenal B. J. Habibie, Kisah Cinta dengan Ainun, hingga Wafatnya Presiden Ketiga RI

Daftar Isi

emhate.com – Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie atau lebih akrab dengan sebutan Habibie lahir di Parepare, 25 Juni 1936 dan meninggal di Jakarta, 11 September 2019 pada usia 83 tahun. Presiden ketiga Indonesia ini menempuh pendidikan SMA di SMAK Dago, Kota Bandung, Jawa Barat pada tahun 1954 yang kemudian melanjutkan pendidikannya di Institut Teknologi Bandung (ITB). 

Jejak di ITB tidak lama, Habibie memutuskan mengikuti teman-temannya untuk melanjutkan pendidikan di Jerman. Namun, ia berbeda dengan yang lainnya, Habibie menggunakan biaya sendiri dari ibunya (R. A. Tuti Marini Puspowardojo), sedangkan teman-temannya mendapatkan beasiswa dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. Di Jerman, Habibie mengambil jurusan Teknik Penerbangan dengan spesialisasi konstruksi pesawat terbang di Rhein Westfalen Aachen Technische Hochschule, Jerman.

Sosok yang memiliki IQ 200 ini merupakan anak keempat dari delapan bersaudara dengan pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Ayah Habibie berasal dari etnis Gorontalo dan berprofesi sebagai ahli pertanian, sedangkan ibunya dari etnis Jawa.

Kisah Cinta Habibie dan Ainun

Kisah cinta Habibie dan Ainun mulai saling memperhatikan ketika sekolah di SMAK Dago walaupun bermula sejak masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, tetapi di masa SMP belum ada perhatian lebih antar keduanya. Pada saat Habibie melanjutkan pendidikan di Jerman, komunikasi antara Habibie dan Ainun akhirnya terputus.

Atas persetujuan dari orangtuanya, akhirnya B. J. Habibie menikah dengan Hasri Ainun Besari yang pernah kuliah di Universitas Indonesia Fakultas Kedokteran. Beliau menikah pada tanggal 12 Mei 1962 di Ranggamalela, Bandung, Jawa Barat. 

Resepsi pernikahannya digelar keesokan harinya dengan adat dan Budaya Gorontalo di Hotel Preanger. Kisah cinta Habibie dan Ainun menjadi pembelajaran bahwasanya cinta bukan hanya sekedar cinta, melainkan cinta dengan setulus hati yang penuh makna di dalamnya.

Pada tahun 2010, Habibie harus rela kehilangan pendamping hidupnya. Perempuan yang dikenal dengan Ainun meninggalkan sang suami tercinta tepatnya pada 22 Mei 2010 di Jerman.

Keteladanan Habibie

Sebagai tokoh bangsa tentu memiliki keteladanan pada dirinya yang dapat ditiru oleh seluruh rakyat Indonesia, terutama bagi kalangan-kalangan muda yang masih memiliki jiwa semangat tinggi untuk mewujudkan dirinya dan membangun negeri tercinta ini. Hal yang patut dicontoh oleh Habibie adalah sebagai berikut.

1. Kecintaan yang tinggi terhadap bangsa Indonesia

2. Memiliki tekad, kemauan, dan kerja kerasnya dalam ilmu pengetahuan dan teknlogi.

3. Memiliki jiwa yang tulus dalam memberikan kemampuannya untuk kemajuan bangsa Indonesia

4. Tidak meninggalkan keluarga (mencintai keluarga)

5. Memiliki semangat tinggi untuk berinovasi

6. Tidak mudah menyerah

Selain dari iu, Habibie juga memiliki IQ 200 yang bisa dikatakan merupakan IQ tertinggi. Ia juga memiliki penghargaan-penghargaan lainnya sebagai berikut,

1. Anggota Kehormatan Persatuan Insinyur di Malaysia (IEM)

2. Anggota Kehormatan Japanese Academy of Engineering (AS)

3. Académie Nationale de I’Air et de I’Espace

4. Anggota Kehormatan The Royal Royal Swedish Academy of engineering Science (Swedia)

5. Anggota Kehormatan The Royal Aeronautical Society (Inggris)

6. Anggota Kehormatan Gesellschaft Fuer Luft und Raumdfarht (Lembaga Penerbanaga & Ruang Angkasa)

7. Anggota Kehormatan American Institute of Aeronautics and Astronautics)

8. Anggota Kehormatan Masyarakat Aeronautika Kerajaan Perancis

9. Anggota Kehormatan Akademi  Aeronautika Perancis (1985).

Habibie Wafat

Faktor usia dan gagal jantung membuat B. J. Habibie harus kembali pada-Nya pada Rabu 11 September 2019 pukul 18.05 di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Bapak Teknologi Indonesia ini telah meninggalkan jasa-jasa yang berharga bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Habibie bukan hanya memberi inspirasi bagi bangsa, namun memberi inspirasi juga kepada kita yang masih muda dan masih berjuang untuk kehidupan yang lebih baik yang selalu dikemas dengan ide, kreatif, dan karya.

Menjadi Habibie Selanjutnya

Indonesia sebentar lagi akan mendapatkan bonus demografi yang merupakan usia produktif lebih banyak dibandingkan non produktifnya. Artinya, para kaum muda akan lebih banyak. Nah, ini menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia untuk mencetak generasi bangsa yang cerdas, religius, dan berintelektual minimal seperti B. J. Habibie yang telah menjadi tokoh inspirasi bagi bangsa Indonesia. 

emhate.com
emhate.com Menulis Tanpa Henti

Posting Komentar