Mengenal 3 Jenis Penerbit Buku dan Keuntungannya, Penulis Wajib Tahu

Daftar Isi

emhate.com – Sebagian orang menerbitkan buku adalah suatu impian yang diidam-idamkan. Tidak sedikit orang yang ingin namanya terpampang dalam cover buku sebagai penulis. Tidak sedikit orang juga menjadikan karya bukunya sebagai personal branding. Dengan menerbitkan buku dapat membuat seseorang memiliki value berbeda dengan yang lainnya. Pertanyaanya, bagaimana menerbitkan buku itu? Sulitkah?

Pertanyaan bagaiamana tersebut akan kita kupas satu persatu. Sementara jika ditanya sulit atau tidak sebetulnya menerbitkan buku itu adalah hal yang mudah. Orang yang sudah pernah menerbitkan buku ada kemungkinan lebih besar ingin menerbitkan lagi.

Sebelum mengupas bagaimana cara menerbitkan buku, kita harus tahu dulu jenis-jenis penerbit buku. Dilansir dari dari yukkata.com, ada 3 jenis penerbit buku, yaitu mayor, indie, dan vanity.

1. Penerbit Mayor

Gramedia adalah salah satu contoh penerbit mayor. Sistem penyeleksian naskahnya sangat ketat. Penulis yang mengirimkan naskah ke penerbit mayor mesti menunggu 2-3 bulan. Ada beberapa juga yang menunggunya cepat, tergantung penerbitnya.

Beberapa penerbit ada yang menginformasikan jika naskah penulis itu sesuai atau tidak sesuai dengan kriterianya. Ada juga yang tidak. Bagi yang sudah menunggu hingga 6 bulan lebih, bisa coba ke penerbit lain untuk diterbitkan. Bisa jadi penerbit itu memang tidak menginformasikan kepada pengirim naskahnya.

Menurut beberapa orang yang pernah sharing dengan emhate.com, selain dari naskah, penerbit mayor juga akan melihat latar belakang penulisnya. Mulai dari jaringannya, posisi di lingkungan sosialnya, dan latar belakang lainnya. Hal ini akan mendukung proses pemasaran buku.

Penulis yang sudah terkenal di seluruh pelosok negeri biasanya mudah untuk tembus di penerbit mayor. Bagi penulis pemula jangan khawatir, bisa dicoba dulu. Tidak menutup kemungkinan penulis pemula bisa lebih terkenal.

Banyak keuntungan yang didapatkan dari penerbit mayor. Kita tidak perlu memiliki modal besar, bahkan tidak perlu memiliki modal untuk menerbitkan buku. Memiliki naskah berkualitas dan sesuai kriteria penerbit mayor saja sudah bisa diterbitkan bukunya.

Selain itu, nama kita sebagai penulis buku tersebut juga bisa dikenal oleh para pembaca. Kita juga akan lebih percaya diri ketika mem-branding diri sebagai penulis. Tak hanya itu, penerbit mayor juga dapat menjadi peluang besar pada buku kita sebagai best seller.

2. Penerbit Indie

Jika sudah berusaha ke penerbit mayor namun belum rezekinya, tenang dan jangan khawatir. Alternatif lain bisa diterbitkan di penerbit indie.

Penerbit indie atau juga dikenal self publishing memudahkan penulis untuk menerbitkan buku. Penerbit ini sangat berbeda dengan penerbit mayor. Namun, peluang diterbitkannya sangat besar.

Dalam penerbitannya, penerbit indie cenderung lebih cepat. Kita tidak harus menunggu berbulan-bulan seperti penerbit mayor. Pemesanannya pun disesuaikan dengan keinginan kita sebagai penulis. Hanya saja kita harus memiliki modal untuk menerbitkan bukunya. Pemasarannya juga kita mandiri. Walau ada beberapa yang dibantu penerbit.

Tapi jangan khawatir, selama kita ada niat pasti ada jalan terbaiknya. Intinya semangat dalam menuliskannya hingga bisa diterbitkan walaupun di penerbit indie.

Penerbit indie tidak menutup kemungkinan menjadikan buku kita sebagai best seller. Selama kita bisa memasarkannya, kategori best seller dapat kita raih.

3. Penerbit Vanity

Kalau dilihat dari definisinya, penerbit vanity memiliki kesamaan di dua jenis penerbit yang telah disebutkan sebelumnya. Menerbitkannya berbayar (beberapa penerbit ada yang gratis), tapi fasilitas tak kalah dari penerbit mayor.

Dari segi badan penerbit, penerbit vanity memang seperti penerbit mayor. Penerbit ini mengelola segala keperluan proses penerbitan, hanya saja fasilitas yang diberikan mesti dibayar penulis sesuai harga yang ditentukan.

Demikian penjelasan mengenai 3 jenis penerbit buku.

emhate.com
emhate.com Menulis Tanpa Henti

Posting Komentar