Langkah Awal Menjadi Penulis Profesional

Daftar Isi

emhate.com – Sejatinya setiap orang mampu menulis dan bisa dikatakan sebagai penulis. Bahkan, sejak menempuh pendidikan SD saja sudah diajarkan kegiatan tulis menulis. Namun, belum semua orang memanfaatkan kemampuan menulisnya dalam bentuk karya. Kebanyakan orang hanya sekadar tugas semata atau bahkan formalitas dalam dunia pendidikan atau pekerjaan. Sebetulnya, dengan menulis bisa mengukir karya-karya yang akan bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain.

Ada pepatah mengatakan bahwa “sepotong pensil mampu menembus ruang dan waktu”. Artinya adalah dengan menulis kegiatan yang kita lalui akan tersimpan dengan baik dan akan mudah untuk dilihat, diingat, dan digunakan kembali jika perlu. Menulis juga mampu mengasah otak kita, karena dengan menulis kita akan terus berpikir dan berimajinasi sehingga otak kita terus bekerja dan secara tidak sadar dapat meningkatkan kinerja otak yang selalu diasah melalui kegiatan menulis.

Sadar atau tidak, dalam waktu 24 jam sebetulnya kita sering menulis di smartphone kita, misalnya chatting dengan orang tua, keluarga, teman, sahabat, atau bahkan guru. Dari sini sebetulnya kita sudah terbiasa dengan menulis dan mampu merangkai kata. Buktinya apa? Buktinya apa yang kita tulis dapat tersampaikan maksud dan tujuannya kepada orang yang kita tujukan. Dari hal ini, kita sudah bisa menulis, tinggal kita jadikan menulis itu dapat membuahkan karya.

Orang yang terbiasa menulis akan mudah untuk menuangkan imajinasinya dalam bentuk rangkaian kata. Sebaliknya, orang yang belum terbiasa membutuhkan waktu untuk menuangkan imajinasinya dalam sebuah tulisan. Tentunya jika ingin menjadi penulis harus membiasakan kegiatan tulis menulis agar kemampuan menulisnya terus meningkat.

Ada beberapa hal yang dapat memupuk motivasi dalam dalam menulis (Solihin, 2007 dalam Mudrajad Kuncoro, 2009). Pertama, memosisikan bahwa menulis merupakan bagian dari ibadah. Jika motivasi menulis atau menjadi penulis adalah ibadah, insya Allah kegiatan menulis tersebut akan berlangsung terus. Dengan memosisikan kegiatan memosisikan kegiatan menulis sebagai ibadah, ketika kegiatan menulis tersebut tidak dijalankan, sama artinya dengan tidak beribadah kepada-Nya. Kedua, menulis adalah bagian dari perjuangan. Perjuangan tidak selalu identik dengan mengangkat senjata. Menyadari kegiatan menulis sebagai bagian dari perjuangan akan memberkan tenaga tambahan bagi kita untuk menulis dan tetap menulis. 

Kegiatan tulis menulis tidak terlepas dari kegiatan membaca. Untuk meningkatkan kemampuan menulis kita, selain memotivasi diri untuk selalu menulis juga kita harus suka dengan membaca. Dengan membaca akan menambah wawasan kita sehingga tulisan yang kita buat dapat berkembang. Ibaratnya, penulis yang tidak suka membaca hanya akan berada di lingkaran yang sama. Ia akan terus berputar dan tidak mampu melewati lingkaran tersebut. Sebaliknya, penulis yang gemar membaca ia mampu melewati batas lingkaran tersebut sehingga orang yang membaca tulisannya merasa puas dan menganggap bahwa tulisan tersebut berkualitas.

Kesimpulannya adalah langkah awal untuk menjadi penulis dengan cara membiasakan kegiatan menulis, memotivasi untuk terus menulis, dan gemar membaca agar menambah wawasan serta kosakata yang nantinya akan berdampak terhadap tulisan yang dibuat. Selain itu, masih banyak hal-hal yang harus dipersiapkan dan dimiliki untuk menjadi penulis. Hal-hal tesebut akan dijelasan penulis dalam bab dan subbab selanjutnya.

Rujukan : Kuncoro, Mudrajad. 2009. Mahir Menulis. Jakarta: Penerbit Erlangga.

emhate.com
emhate.com Menulis Tanpa Henti

Posting Komentar