Bicara Bisnis #105

Daftar Isi


Memiliki bisnis saat menjadi mahasiswa adalah sebuah pilihan. Memang dalam hidup ini ada kalanya harus mengorbankan salah satu. Begitu pun ketika memiliki bisnis di tengah kesibukan kuliah.


Bisnis percetakan yang saya didirikan sejak SMA hingga saat ini masih terus berjalan. Kalau saya sering mengorbankan bisnis daripada kuliah. Misalnya, ketika ada orderan saat kuliah, saya berani untuk menolaknya. Apalagi kalau ingin selesainya cepat. Saya lebih baik tidak mengambil orderan itu.


Orderan yang saya ambil adalah saat waktu kuliah lenggang. Soalnya tim dari bisnis percetakan ini semuanya sedang duduk di bangku kuliah.


Bagi saya, bisnis yang tengah dijalani ini adalah sebuah media pembelajaran. Hingga saat ini banyak ilmu yang saya dapatkan soal bisnis.
Jujur, kalau ditanya soal omset, bisnis saya belum banyak omsetnya. Bahkan, untuk bagi hasil pun masih sedikit.


Di sisi lain mencari penghasilan tambahan, sekali lagi saya bilang, bisnis ini sebagai tempat untuk belajar. Saya membebaskan tim saya. Kalau sudah lulus kuliah mau membangun bisnis atau saat kuliah mau membangun bisnis, ya silakan saja. Tidak ada yang melarang, karena melalui bisnis ini kita bisa banyak belajar.


Pertama, soal manajemen uang. Saat awal bisnis ini didirikan, manajemen keuangannya hancur, tidak baik. Bahkan, uang bisnis dicampur dengan uang pribadi. Hasilnya, ya begitulah. Kadang modal habis, kemudian cari modal lagi, habis lagi, cari lagi, dan terus hingga awal-awal kuliah.


Kemudian saya merekrut teman dekat, alhamdulillahh manajemen keuangannya jauh lebih baik. Begitu pun manajemen timnya.


Kedua, profil perusahaan (compro). Ternyata ini penting untuk mengenalkan bisnis kita. Peran compro ini sangat besar, karena di dalamnya tertuang penjelasan-penjelasan bisnis kita, sekaligus juga harga-harganya. Namun, saya belum rapi soal profil ini. Masih banyak yang harus dibenahi.


Ketiga, marketing. Marketing juga tidak kalah penting. Dengan marketing bisnis kita akan semakin dikenal. Setelah dikenal, orang-orang akan menjadi pelanggan kita. Akibatnya naik omset.


Keempat, kerapian. Saat melebarkan bisnisnya ke polaroid, awal-awal saya harus belajar dulu. Beradaptasi dengan bidang bisnis yang baru. Bahkan, tangan sering berdarah dan hasilnya kurang rapi.


Kemudian saya evaluasi. Belilah alat pemotong yang praktis. Hasilnya lebih baik, cepat, dan maksimal. Tidak hanya itu, kerapian juga harus diimplementasikan dalam kemasan produk agar pelanggan puas dengan produk kita.


Kelima, disiplin. Artinya kita harus sesuai target. Lebih cepat lebih baik. Ternyata ketika service kita cepat, pelanggan senang. Hal ini pernah saya alami. Memang soal ini harus diutamakan. Barang sampai ke pelanggan lama membuat pelanggan kurang respect pada produk kita.


Sebetulnya banyak pembelajaran yang didapatkan. Bagi Anda yang mau memulai bisnis saat kuliah, silakan saja. Tapi, jangan lupa tugas utamanya sebagai mahasiswa. Ada orang yang harus kita bahagiakan. Ini pun menjadi reminder buat saya. Semoga kita bisa menjadi orang sukses dunia dan akhirat. Aamiin.


Bogor, 18 Mei 2021
MHT

emhate.com
emhate.com Menulis Tanpa Henti

Posting Komentar