Malam Nikmat #70

Daftar Isi

Malam itu tak biasanya. Lisan mengucap asma-asma-Nya tak sinkron dengan orang-orang sekitar. Rasa malu muncul ketika selesai rutinan setiap malam Sabtu. Memangnya juga kalau sedang menuntut ilmu pasti aja godaannya, seperti malam tadi, ngantuk.

Berkali-kali ke kamar mandi karena batal wudhu. Membuat saya harus bolak-balik (majelis-kamar mandi). Saat menyantap hidangan pun langsung memakai jaket dan rompi kebanggaan berlambang MHT.

Bukan hanya rasa kantuk, sakit di perut pun mulai terasa. Mual sekaligus lemas, tapi saya harus ke asrama, Dramaga.

Malam sekitar setengah 10 mengantarkan foto polaroid Galibi. Di jalan biasa saja. Tak merasa apa-apa, karena yang dirasakan saat di pengajian mulai hilang.

Namun, rasa itu kembali kambuh. Di daerah kota saya harus mengendorkan tarikan gas. Pikiran ke mana-mana, tapi mencoba untuk fokus. Berkali-kali istighfar, menyebut nama-Nya.  Badan kembali lemah. Perut semakin sakit, perjalanan sampai sekitar 30 menitan lagi. Ditambah lagi uang tertinggal di asrama. Bagaimana kalau terjadi apa-apa? Tapi saya yakin. Sambil perlahan, menahan rasa sakit, dan harus fokus, akhirnya sampai juga di asrama.

Alhamdulillah, bersyukur karena Allah masih memberikan kesempatan. Ternyata kenikmatan itu akan kita rasakan ketika kita sedang sakit. Akan jauh lebih terasa di kondisi tersebut. Saya sering mengalaminya, tapi nikmati saja, begitu pun malam itu. Saya menikmatinya.

Saat kita sehat semestinya perlu banyak mensyukuri atas apa yang diberikan-Nya. Walau sedikit, tapi perlu disyukuri. Kalau kata guru saya, berkah itu "saeutik mahi, loba teu beak" (sedikit cukup, banyak gak abis).

Saya kembali teringat dengan salah satu ayat yang sering disebut dalam Q. S. Ar-Rahman. Ayat tersebut jika diartikan berbunyi "maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

Semoga kita termasuk orang-orang bersyukur. Menikmati segala pemberian-Nya. Senantiasa berbagi terhadap sesama. Aamiin ya Allah.

Bogor, 20 Februari 2021
MHT

emhate.com
emhate.com Menulis Tanpa Henti

Posting Komentar