Lekas Pinjam, Inovasi Perpustakaan Ala Mahasiswi IPB University #03

Daftar Isi

 


Satu tahun yang lalu saya menemukan sosok mahasiswi yang menurut saya sangat inspiratif dalam dunia literasi. Dia peduli literasi bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi untuk lingkungan sekitar. Mahasiswi itu bernama Nikita Syecilia, seorang pegiat literasi yang kuliah mengambil program studi Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (SKPM) di IPB University.

 

 

Nikita, sapaan saya padanya, adalah orang yang hobi membaca buku. Sempat saya bertanya ketika main ke lapak taman bacanya soal sejak kapan hobi membaca buku. Ternyata dia sejak kecil sudah hobi membaca buku. Hingga kini masih terus mengembangkan dunia literasinya yang berawal dari hobi membaca buku itu.

 

Oh iya, dia adalah Ibu Asuh Lekas Pinjam. Apa itu Lekas Pinjam? Lekas Pinjam adalah perpustakaan online yang diinisiasinya sejak satu tahun yang lalu. Ia memanfaatkan media sosial untuk menjadi platform literasi. Buku-buku yang dimilikinya dipinjamkan ke banyak orang melalui akun instagram @lekaspinjam.id. Tak hanya itu, Lekas Pinjam juga hadir secara offline. Biasanya buka lapak baca (ngampar buku) di taman-taman, seperti Taman Sempur dan Taman Kencana Bogor yang pernah dilakukannya.

 

Saya tau betul bagaimana dia membangun Lekas Pinjam ini. Saya telah memperhatikan sejak awal didirikannya Lekas Pinjam. Kebetulan pada tahun yang sama, saya juga mendirikan Gubahan Anak Bangsa. Ya, tujuannya hampir sama, namun kemasannya berbeda. Kalau Lekas Pinjam lebih ke platformliterasi, peminjaman buku, pelatihan literasi, donasi buku, dan lapak buku, sedangkan Gubahan Anak Bangsa lebih ke komunitas dan platformmenuangkan karya literasinya.

 

Sempat ingin berkolaborasi, tapi hingga kini belum terwujud. Ya, semoga saja bisa berkolaborasi untuk memajukan literasi di Indonesia.

 

Dulu saat awal didirikannya Lekas Pinjam yang meminjamkan buku secara gratis melalui instagram, Nikita bolak-balik ke asrama, CCR – kelas tingkat 1 di IPB University – dan tempat lainnya yang ada di kampus. Untuk apa? Untuk mengirimkan bukunya ke orang yang pinjam. Saya amati, dia tak pernah lelah dalam melakukan aktivitas itu. Bahkan, ketika ke kelas pun dia bawa buku banyak, tentunya buku itu untuk dipinjamkan ke mahasiswa lainnya.

 

Pernah saya juga meminjam buku dari Lekas Pinjam berjudul Tanah Seberang. Sebelumnya saya ingin buku motivasi, tetapi saya direkomendasikan untuk membaca bukuTanah Seberang. Yowes,saya meminjam buku itu.

 

Kurang lebih satu bulan buku itu saya pinjam. Kemudian, saya kembalikan. Semenjak itu, saya belum pinjam lagi buku dari Lekas Pinjam. Soalnya buku yang saya inginkan masih dipinjam terus oleh orang lain. Hehe...

 

Selain aktivitas meminjamkan buku secara gratis, Lekas Pinjam di setiap weekend-nya mengadakan ngampar buku. Ngampar buku ini biasanya di tempat-tempat umum, seperti Taman Sempur dan Taman Kencana Bogor – seperti yang sudah saya ceritakan di awal.

 

Beberapa kali saya ingin ke lapak bukunya Nikita. Namun, saya sering bentrok dengan agenda di hari weekend. Padahal saya ingin sekali ke lapak bukunya Lekas Pinjam, tapi ada saja kegiatan lain di setiap Sabtu dan Ahad itu.

 

Suatu ketika saya menyempatkan hadir. Kebetulan ada kumpul jurnalis Sakti News – Kominfo Kwarcab Kabupaten Bogor di periode tahun lalu, sekarang menjadi tim Komunikasi dan Informasi Kwarcab Kabupaten Bogor – juga di Taman Sempur. Saya hubungi Nikita dan alhamdulillah-nya dia ada agenda ngampar buku juga di Taman Sempur.

 

Saya ke sana, ketemu dengan Nikita dan timnya. Di sana banyak orang yang mengunjungi lapak buku Lekas Pinjam. Mulai dari anak-anak hingga orang tua ramai mengunjungi lapak buku Lekas Pinjam. Buku-buku yang disediakan cukup banyak dan menarik. Katanya buku itu adalah koleksi pribadi Nikita. "Keren ya bisa koleksi buku sebanyak itu," pikir saya seketika. Seiring berkembangnya Lekas Pinjam, donatur mulai berdatangan menyumbangkan buku.

 

Di hari itu, lupa lagi tepatnya ya, saya minta izin ke Nikita untuk membuat artikel tentang Lekas Pinjam. Saya tanya-tanya ke Nikita tentang platform ini. Mulai dari latar belakangnya, tujuannya, kegiatannya, hingga rencana ke depannya. Saya juga mewawancarai salah satu pengunjung, ternyata dia adalah dosen di salah satu perguruan tinggi dan sangat menyukai adanya Lekas Pinjam ini.

 

Setelah tanya-tanya lebih dalam tentang Lekas Pinjam. Saya minta izin untuk memublikasikan. Saya enggak bilang mau dipublikasikan di mana, tapi saya minta doanya saja supaya bisa dimuat di Radar Bogor.

 

Singkat cerita, hasil wawancara itu telah saya buat ke dalam tulisan. Saya coba kirim ke Radar Bogor saat itu juga. Alhasil, tulisan itu berhasil dimuat. Kemudian saya informasikan ke Nikita bahwa Lekas Pinjam ada di Radar Bogorversi cetak.

 

Pikir saya, mungkin saat itu Lekas Pinjam pertama kali di-publish di media, tapi kurang tau juga, yang penting saya senang bisa memublikasikannya.

 

Setelah itu, saya mulai jarang kepoinLekas Pinjam. Tak kerasa, 3 Oktober 2020 kemarin adalah hari ulang tahun Lekas Pinjam yang ke-1. Saya dapat kabar bahwa Lekas Pinjam akan berdonasi buku ke Yayasan Mi’raj Mulia, salah satu yayasan di Cibinong, Bogor. Tadinya saya mau ke sana untuk meliput, tapi ternyata ada aktivitas lain yang tidak bisa ditinggalkan. Alhasil, saya tidak bisa hadir di sana. Padahal saya ingin bertemu lagi dengan tim Lekas Pinjam. Dapat kabar, sekarang timnya sudah bertambah, alhamdulillah.

 

Saya kemudian kirimkan beberapa pertanyaan kepada Nikita untuk dijawab. Pertanyaan itu menjadi bahan tulisan Lekas Pinjam kedua yang ditulis oleh saya. Singkat cerita, Nikita kirim jawabannya, kemudian saya jadikan tulisan dan memintanya untuk dicek sebelum dipublikasikan.

 

Setelah disetujui oleh Nikita, saya coba kirimkan ke Radar Bogor. Alhamdulillah beberapa jam kemudian artikel itu naik di Radarbogor.id. Selain di Radarbogor.id, artikel juga naik di Indonesiana.id - sebuah  platform nulis yang dibuat oleh Tempo.co. Tentunya dengan tulisan yang berbeda, tapi konteksnya sama. 

 

Saya, Muhamad Husni Tamami, sangat senang bisa berkenalan dengan mahasiswi Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat itu, terlebih pada Lekas Pinjamnya. Ide dan inovasi di bidang literasi sangat luar biasa. Semoga Lekas Pinjam terus “membumi dan mendunia” seperti taglinefakultasnya, yakni Fakultas Ekologi Manusia, IPB University.

 

Lekas Pinjam menjadi suatu jembatan untuk meningkatkan literasi di Indonesia, khususnya literasi di pelosok-pelosok negeri. Ke depan, Lekas Pinjam akan terus berkarya dan berinovasi di bidang literasi. Saat ini Lekas Pinjam sedang campaign "Baca dari Rumah". Yuk membaca untuk menambah wawasan kita. 

 

Ini adalah suatu contoh positif yang bisa kita tiru. Nikita membuat inovasi ini tentunya punya iktikad baik untuk membangun dan menjayakan kembali literasi di Indonesia. Dia berangkat dari permasalahan di Indonesia yang kini berupaya untuk mengatasinya. Setidaknya Lekas Pinjam menjadi salah satu bagian dari kelompok yang peduli terhadap literasi di Indonsia. 

 

Pastinya selain Lekas Pinjam masih banyak kelompok/ komunitas/ organisasi lain yang bergerak di bidang literasi. Dari saya, semangat selalu dan semoga langkah-langkah positifnya dapat menjadi amal kebaikan yang akan dibalas oleh-Nya. Semangat untuk terus berkarya dan berinovasi guna mewujudkan Indonesia maju dari berbagai sisi.

 

 

emhate.com
emhate.com Menulis Tanpa Henti

Posting Komentar