Bersatu dan Bangkit #04
“Kita ingin mendirikan satu negara, 'semua buat semua', bukan satu negara untuk satu orang, bukan satu negara untuk satu golongan, walaupun golongan kaya. Tetapi kita mendirikan negara 'semua buat semua'" (Soekarno)
Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki ciri khas yang berbeda dengan negara di seluruh dunia. Di negara yang kita tinggal ini terdapat budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama, dan kepercayaan yang sangat beragam. Semua bersatu dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika”. Kebergaman bukan menjadi penghalang untuk senantiasa bersatu dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang lebih baik seperti tertuang dalam sila ketiga, persatuan Indonesia.
Keberagaman yang kita rasakan di negeri ini menjadi tantangan bagi kita, khususnya bagi para kaum muda. Kenapa demikian? Karena keberagaman akan memicu timbulnya perselisihan, konflik, perang saudara, dan lain-lain. Akan tetapi, hal itu hanya akan terjadi jika tidak dikemas dengan baik dalam kebhinekaan.
Indonesia adalah negara yang besar, memiliki ribuan pulau yang tersebar di seluruh penjuru negeri. Kondisi geografis inilah yang menjadi salah satu pemicu memiliki suku dan budaya yang sangat bergam. Selain itu, kekayaan Indonesia juga tidak hanya dari sumber daya alam yang melimpah, melainkan kekayaan budaya yang begitu majemuk dan menjadi pemersatu bangsa di bawah semboyan Bhineka Tunggal Ika yang memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Semboyan ini menjadi gambaran persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama, dan kepercayaan.
Di Indonesia sendiri dari keberagaman tersebut telah menimbulkan beberapa konflik, seperti konflik suku Moni dan suku Dani di Papua, konflik Lampung Utara dan Lampung Selatan, konflik Aceh dan Jawa, tragedi Sampit, dan konflik lainnya yang pernah terjadi di Indonesia. Dari konflik tersebut apakah kita ingin terus menimbulkan konflik di negara yang kita cintai ini? Walaupun konflik adalah proses sosial, setidaknya kita ada ikhtiar untuk meminimalisirnya.
Kita tahu bahwa dahulu negara Indonesia ini pernah dijajah ratusan tahun. Penyebab dijajah sebetulnya adalah hal sepele, yaitu karena bangsa Indonesia belum memiliki persatuan yang kuat sehingga keberagaman suku, budaya, ras, bahasa daerah, agama, dan kepercayaan masih menjadi kepentingan masing-masing golongannya.
Saat itu, rakyat Indonesia belum mengetahui tentang pentingnya sebuah persatuan di dalam keberagaman. Tapi apa yang terjadi ketika para pemuda yang bergerak untuk mempersatukan kembali bangsa Indonesia dan berusaha bebas dari belenggu para penjajah, sungguh itu adalah nilai yang penting untuk dapat kita implementasikan di era sekarang.
Banyak pahlawan kita yang senantiasa menjunjung tinggi nilai keberagaman dalam berbangsa dan bernegara. Mereka sadar bahwa persatuan itu penting dalam keberagaman. Tanpa persatuan Indonesia akan hancur lebur oleh belenggu para penjajah.
Selain itu, di era sekarang juga banyak tokoh-tokoh muda yang mengedepankan nilai kebhinekaan dan memiliki konsep bahwa perbedaan bukan menjadi penghalang untuk menjaga persatuan, namun perbedaan menjadi senjata untuk tetap mempertahankan persatuan di negeri yang beragam.
Pemuda sangat berperan dalam mempersatukan bangsa dan menjadi pelopor kebangkitan. Kita ingat saat momentum Sumpah Pemuda yang menjadi sejarah tentang kepeloporan pemuda dalam merangkul semua elemen bangsa yang masih bercerai berai untuk bersatu dalam tumpah darah, bangsa, tanah air, dan bahasa yang satu yakni Indonesia.
Peran ini harus dikuatkan di era sekarang, karena dahulu pemuda sudah menjadi pemersatu bangsa dan sekarang sudah seharusnya mempertahankan dan menjaga persatuan serta berupaya membangkitkan tanah air yang kita cintai.
Hari ini, Rabu, 28 Oktober 2020 merupakan Hari Sumpah Pemuda yang ke- 92 dengan tema Bersatu dan Bangkit. Di hari ini kita diingatkan untuk tetap bersatu dari keragaman dan bangkit untuk mewujudkan Indonesia maju. Pemuda menjadi harapan dalam kemajuan bangsa. Pemuda adalah generasi penerus sekaligus pelurus bangsa Indonesia di masa mendatang. Kalau bukan pemuda, siapa lagi?
Semoga di momentum Hari Sumpah Pemuda ini bisa memotivasi kalangan muda untuk peduli terhadap bangsanya, mempersatukannya, dan membangkitkannya.
Ayo pemuda BERSATU dan BANGKIT.
“Beri aku 1.000 orang tua niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia" (Soekarno)
Posting Komentar